Buletin Bulanan Siswa

Buletin Bulanan Siswa
PERS SEKOLAH SMA AL-GHOZALI

Sabtu, 19 Juni 2010

kasih sepanjang jalan

Di stasiun kereta api bawah tanah Tokyo, aku merapatkan mantel wol tebalku erat-erat. Pukul 5 pagi. Musim dingin yang hebat. Udara terasa beku mengigit. Januari ini memang terasa lebih dingin dari tahun-tahun sebelumnya. Di luar salju masih turun dengan lebat sejak kemarin. Tokyo tahun ini terselimuti salju tebal, memutihkan segenap pemandangan.

Stasiun yang selalu ramai ini agak sepi karena hari masih pagi. Ada seorang kakek tua di ujung kursi, melenggut menahan kantuk. Aku melangkah perlahan ke arah mesin minuman. Sesaat setelah sekeping uang logam aku masukkan, sekaleng capucino hangat berpindah ke tanganku. Kopi itu sejenak menghangatkan tubuhku, tapi tak lama karena ketika tanganku menyentuh kartu pos di saku mantel, kembali aku berdebar.

Tiga hari yang lalu kartu pos ini tiba di apartemenku. Tidak banyak beritanya, hanya sebuah pesan singkat yang dikirim adikku, "Ibu sakit keras dan ingin sekali bertemu kakak. Kalau kakak tidak ingin menyesal, pulanglah meski sebentar, kak�c". Aku mengeluh perlahan membuang sesal yang bertumpuk di dada. Kartu pos ini dikirim Asih setelah beberapa kali ia menelponku tapi aku tak begitu menggubris ceritanya. Mungkin ia bosan, hingga akhirnya hanya kartu ini yang dikirimnya. Ah, waktu seperti bergerak lamban, aku ingin segera tiba di rumah, tiba-tiba rinduku pada ibu tak tertahan. Tuhan, beri aku waktu, aku tak ingin menyesal�c

Sebenarnya aku sendiri masih tak punya waktu untuk pulang. Kesibukanku bekerja di sebuah perusahaan swasta di kawasan Yokohama, ditambah lagi mengurus dua puteri remajaku, membuat aku seperti tenggelam dalam kesibukan di negeri sakura ini. Inipun aku pulang setelah kemarin menyelesaikan sedikit urusan pekerjaan di Tokyo. Lagi-lagi urusan pekerjaan.

Sudah hampir dua puluh tahun aku menetap di Jepang. Tepatnya sejak aku menikah dengan Emura, pria Jepang yang aku kenal di Yogyakarta, kota kelahiranku. Pada saat itu Emura sendiri memang sedang di Yogya dalam rangka urusan kerjanya. Setahun setelah perkenalan itu, kami menikah.

Masih tergambar jelas dalam ingatanku wajah ibu yang menjadi murung ketika aku mengungkapkan rencana pernikahan itu. Ibu meragukan kebahagiaanku kelak menikah dengan pria asing ini. Karena tentu saja begitu banyak perbedaan budaya yang ada diantara kami, dan tentu saja ibu sedih karena aku harus berpisah dengan keluarga untuk mengikuti Emura. Saat itu aku berkeras dan tak terlalu menggubris kekhawatiran ibu.

Pada akhirnya memang benar kata ibu, tidak mudah menjadi istri orang asing. Di awal pernikahan begitu banyak pengorbanan yang harus aku keluarkan dalam rangka adaptasi, demi keutuhan rumah tangga. Hampir saja biduk rumah tangga tak bisa kami pertahankan. Ketika semua hampir karam, Ibu banyak membantu kami dengan nasehat-nasehatnya. Akhirnya kami memang bisa sejalan. Emura juga pada dasarnya baik dan penyayang, tidak banyak tuntutan.

Namun ada satu kecemasan ibu yang tak terelakkan, perpisahan. Sejak menikah aku mengikuti Emura ke negaranya. Aku sendiri memang sangat kesepian diawal masa jauh dari keluarga, terutama ibu, tapi kesibukan mengurus rumah tangga mengalihkan perasaanku. Ketika anak-anak beranjak remaja, aku juga mulai bekerja untuk membunuh waktu.

Aku tersentak ketika mendengar pemberitahuan kereta Narita Expres yang aku tunggu akan segera tiba. Waktu seperti terus memburu, sementara dingin semakin membuatku menggigil. Sesaat setelah melompat ke dalam kereta aku bernafas lega. Udara hangat dalam kereta mencairkan sedikit kedinginanku. Tidak semua kursi terisi di kereta ini dan hampir semua penumpang terlihat tidur. Setelah menemukan nomor kursi dan melonggarkan ikatan syal tebal yang melilit di leher, aku merebahkan tubuh yang penat dan berharap bisa tidur sejenak seperti mereka. Tapi ternyata tidak, kenangan masa lalu yang terputus tadi mendadak kembali berputar dalam ingatanku.

Ibu..ya betapa kusadari kini sudah hampir empat tahun aku tak bertemu dengannya. Di tengah kesibukan, waktu terasa cepat sekali berputar. Terakhir ketika aku pulang menemani puteriku, Rikako dan Yuka, liburan musim panas. Hanya dua minggu di sana, itupun aku masih disibukkan dengan urusan kantor yang cabangnya ada di Jakarta. Selama ini aku pikir ibu cukup bahagia dengan uang kiriman ku yang teratur setiap bulan. Selama ini aku pikir materi cukup untuk menggantikan semuanya. Mendadak mataku terasa panas, ada perih yang menyesakkan dadaku. "Aku pulang bu, maafkan keteledoranku selama ini�c" bisikku perlahan.

Cahaya matahari pagi meremang. Kereta api yang melesat cepat seperti peluru ini masih terasa lamban untukku. Betapa masih jauh jarak yang terentang. Aku menatap ke luar. Salju yang masih saja turun menghalangi pandanganku. Tumpukan salju memutihkan segenap penjuru. Tiba-tiba aku teringat Yuka puteri sulungku yang duduk di bangku SMA kelas dua. Bisa dikatakan ia tak berbeda dengan remaja lainnya di Jepang ini. Meski tak terjerumus sepenuhnya pada kehidupan bebas remaja kota besar, tapi Yuka sangat ekspresif dan semaunya. Tak jarang kami berbeda pendapat tentang banyak hal, tentang norma-norma pergaulan atau bagaimana sopan santun terhadap orang tua.

Aku sering protes kalau Yuka pergi lama dengan teman-temannya tanpa idzin padaku atau papanya. Karena aku dibuat menderita dan gelisah tak karuan dibuatnya. Terus terang kehidupan remaja Jepang yang kian bebas membuatku khawatir sekali. Tapi menurut Yuka hal itu biasa, pamit atau selalu lapor padaku dimana dia berada, menurutnya membuat ia stres saja. Ia ingin aku mempercayainya dan memberikan kebebasan padanya. Menurutnya ia akan menjaga diri dengan sebaik-baiknya. Untuk menghindari pertengkaran semakin hebat, aku mengalah meski akhirnya sering memendam gelisah.

Riko juga begitu, sering ia tak menggubris nasehatku, asyik dengan urusan sekolah dan teman-temannya. Papanya tak banyak komentar. Dia sempat bilang mungkin itu karena kesalahanku juga yang kurang menyediakan waktu buat mereka karena kesibukan bekerja. Mereka jadi seperti tidak membutuhkan mamanya. Tapi aku berdalih justru aku bekerja karena sepi di rumah akibat anak-anak yang berangkat dewasa dan jarang di rumah. Dulupun aku bekerja ketika si bungsu Riko telah menamatkan SD nya. Namun memang dalam hati ku akui, aku kurang bisa membagi waktu antara kerja dan keluarga.

Melihat anak-anak yang cenderung semaunya, aku frustasi juga, tapi akhirnya aku alihkan dengan semakin menenggelamkan diri dalam kesibukan kerja. Aku jadi teringat masa remajaku. Betapa ku ingat kini, diantara ke lima anak ibu, hanya aku yang paling sering tidak mengikuti anjurannya. Aku menyesal. Sekarang aku bisa merasakan bagaimana perasaan ibu ketika aku mengabaikan kata-katanya, tentu sama dengan sedih yang aku rasakan ketika Yuka jatau Riko juga sering mengabaikanku. Sekarang aku menyadari dan menyesali semuanya. Tentu sikap kedua puteri ku adalah peringatan yang Allah berikan atas keteledoranku dimasa lalu. Aku ingin mencium tangan ibu....

Di luar salju semakin tebal, semakin aku tak bisa melihat pemandangan, semua menjadi kabur tersaput butiran salju yang putih. Juga semakin kabur oleh rinai air mataku. Tergambar lagi dalam benakku, saat setiap sore ibu mengingatkan kami kalau tidak pergi mengaji ke surau. Ibu sendiri sangat taat beribadah. Melihat ibu khusu' tahajud di tengah malam atau berkali-kali mengkhatamkan alqur'an adalah pemandangan biasa buatku. Ah..teringat ibu semakin tak tahan aku menanggung rindu. Entah sudah berapa kali kutengok arloji dipergelangan tangan.

Akhirnya setelah menyelesaikan semua urusan boarding-pass di bandara Narita, aku harus bersabar lagi di pesawat. Tujuh jam perjalanan bukan waktu yang sebentar buat yang sedang memburu waktu seperti aku. Senyum ibu seperti terus mengikutiku. Syukurlah, Window-seat, no smoking area, membuat aku sedikit bernafas lega, paling tidak untuk menutupi kegelisahanku pada penumpang lain dan untuk berdzikir menghapus sesak yang memenuhi dada. Melayang-layang di atas samudera fasifik sambil berdzikir memohon ampunan-Nya membuat aku sedikit tenang. Gumpalan awan putih di luar seperti gumpalan-gumpalan rindu pada ibu.

Yogya belum banyak berubah. Semuanya masih seperti dulu ketika terakhir aku meninggalkannya. Kembali ke Yogya seperti kembali ke masa lalu. Kota ini memendam semua kenanganku. Melewati jalan-jalan yang dulu selalu aku lalui, seperti menarikku ke masa-masa silam itu. Kota ini telah membesarkanku, maka tak terbilang banyaknya kenangan didalamnya. Terutama kenangan-kenangan manis bersama ibu yang selalu mewarnai semua hari-hariku. Teringat itu, semakin tak sabar aku untuk bertemu ibu.

Rumah berhalaman besar itu seperti tidak lapuk dimakan waktu, rasanya masih seperti ketika aku kecil dan berlari-lari diantara tanaman-tanaman itu, tentu karena selama ini ibu rajin merawatnya. Namun ada satu yang berubah, ibu...

Wajah ibu masih teduh dan bijak seperti dulu, meski usia telah senja tapi ibu tidak terlihat tua, hanya saja ibu terbaring lemah tidak berdaya, tidak sesegar biasanya. Aku berlutut disisi pembaringannya, "Ibu...Rini datang, bu..", gemetar bibirku memanggilnya. Ku raih tangan ibu perlahan dan mendekapnya didadaku. Ketika kucium tangannya, butiran air mataku membasahinya. Perlahan mata ibu terbuka dan senyum ibu, senyum yang aku rindu itu, mengukir di wajahnya. Setelah itu entah berapa lama kami berpelukan melepas rindu. Ibu mengusap rambutku, pipinya basah oleh air mata. Dari matanya aku tahu ibu juga menyimpan derita yang sama, rindu pada anaknya yang telah sekian lama tidak berjumpa. "Maafkan Rini, Bu.." ucapku berkali-kali, betapa kini aku menyadari semua kekeliruanku selama ini.

fashion terbaru.....wooww so cute!!!!

Chic with simple blazer and denim skirt

shafira.com

Edisi mix n match minggu ini mengulas koleksi terbaru Shafira yang hadir di bulan Juni ini. Koleksi varian produk jacket/blazer dan bottom akan melengkapi kesempurnaan penampilan Anda.

Tak hanya rangkaian tunik yang menjadi ciri khasnya, Shafira juga mengeluarkan 4 koleksi yang berkonsep three pieces. Dua koleksi diantaranya dapat Anda lihat di edisi mix n match kali ini.

Rok denim yang modern dan dinamis dipadankan dengan blouse knitting dan jacket/blazer dengan warna sesuai selera.

Untuk atasan, kenakan blouse knitting berwarna biru atau pink yang dipadankan dengan jaket/blazer denim. Untuk pilihan bottom, kenakan rok denim berwarna senada dengan jaket.

Terakhir, beri sentuhan kerudung segi empat berwarna senada dengan blouse knitting.

Shafira mempunyai beragam pilihan warna jaket dan rok denim seperti hitam, coklat, navy dan merah. Jangan lupa di akhir berbusana, kenakan wedgess putih dan tas casual untuk mempertegas penampilan Anda.

Selamat mencoba…!

SNN (nieke.noviyanti@shafco.com)

denim-1

Apa sih UAN....????/

Ujian Nasional biasa disingkat UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan.

Proses pemantauan evaluasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan pada akhirnya akan dapat membenahi mutu pendidikan. Pembenahan mutu pendidikan dimulai dengan penentuan standar.

Penentuan standar yang terus meningkat diharapkan akan mendorong peningkatan mutu pendidikan, yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan adalah penentuan nilai batas (cut off score). Seseorang dikatakan sudah lulus/kompeten bila telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai batas antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada ujian nasional atau sekolah maka nilai batas berfungsi untuk memisahkan antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus disebut batas kelulusan, kegiatan penentuan batas kelulusan disebut standard setting.
Mata Pelajaran yang diujikan

Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) ada 3 mata pelajaran yang diujikan yaitu:

1. Bahasa Indonesia
2. Matematika
3. Ilmu Pengetahuan Alam

Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada 4 mata pelajaran yang diujikan yaitu:

1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Inggris
3. Matematika
4. Ilmu Pengetahuan Alam

Untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 6 mata pelajaran yang diujikan, tergantung penjurusannya:

* Penjurusan IPA

1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Inggris
3. Matematika
4. Fisika
5. Biologi
6. Kimia

* Penjurusan IPS

1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Inggris
3. Matematika
4. Geografi
5. Ekonomi
6. Sosiologi
Standar Nasional Pendidikan

Selama ini penentuan batas kelulusan ujian nasional ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pengambil keputusan saja. Batas kelulusan itu ditentukan sama untuk setiap mata pelajaran. Padahal karakteristik mata pelajaran dan kemampuan peserta didik tidaklah sama. Hal itu tidak menjadi pertimbangan para pengambil keputusan pendidikan. Belum tentu dalam satu jenjang pendidikan tertentu, tiap mata pelajaran memiliki standar yang sama sebagai standar minimum pencapaian kompetensi. Ada mata pelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi minimum yang tinggi, sementara mata pelajaran lain menentukan tidak setinggi itu. Keadaan ini menjadi tidak adil bagi peserta didik, karena dituntut melebihi kapasitas kemampuan maksimalnya.
[sunting] Strategi perancangan

Penyusunan standard setting dimulai dengan penentuan pendekatan yang digunakan dalam penentuan standar. Ada tiga macam pendekatan yang dapat dipakai sebagai acuan yaitu:

* Penentuan standar berdasarkan kesan umum terhadap tes.
* Penentuan standar tes berdasarkan isi setiap soal tes.
* Penentuan standar berdasarkan skor tes.

Pada tiap-tiap akhir tahun kegiatan belajar diambil kesimpulan dan pembukuan standar setting berdasarkan tiga pendekatan tersebut untuk menentukan batas kelulusan.
[sunting]

Senin, 19 April 2010

UAP ????? IS BEGIN

UAP alias UJIAN AKHIR PONDOK,Telah dimulai hari ini,selasa 20 april 2010..
Aura ketegangan mulai nampak di ALGHOZALI.Meskipun begitu mereka tetap semangat mengikuti ujian tersebut,penentuan selama di pondok,ditentukan mulai hari ini..
Tetap semangat untuk para santri yang sedang menjalankannya !!!
and tetap jaga 3S(Santai,Serius,Sukses)...caiyyo !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Rabu, 14 April 2010

BIAR ISLAMI TAPI GAK BIKIN GAPTEK

Dewasa ini uda banyak akun2 di interNET yang memudahkan kita untuk saling komunikasi atau sekedar mencari informasi.seperti halnya FACEBOOK,TWITTER,BLOG,dan masih banyak lainnya. sudah sebagian besar masyarakat indonesia mengguakan layanan jejaring sosial tak terkecuali di YPI AL-ghozali. Siswa-siswi al-ghozali sudah banyak yang mengenal internet,meskipun mereka merupakan santri tapi tidak menutup kemungkinan untuk update teknologi terbaru. jadi menurut beberapa pandangan,islam juga harus tetap mengikuti perkebangan zaman tanpa keluar dari koridor agama. oleh karena itu walaupun islam gak berarti gaptek.

Senin, 12 April 2010

PASKIBRA

AL GHOZALI MENGEMBANGKAN TEKHNOLOGI KOMPUTER , LAGI…!!!

Perkembangan dan revolusi kehidupan manusia adalah hal yang niscaya dan tidak bisa dihindari. Beragam penemuan baru telah bergulir sejak dimulainya revolusi industri di Inggris dan pada akhirnya melahirkan bermacam-macam inovasi dalam mengatasi problematika hidup.
Adaptasi pun dilakukan manusia dengan memprioritaskan kemudahan hidup, dimanjakan teknologi canggih yang mewujudkan diri dalam berbagai bentuk. Sementara itu penciptaan terus berkembang pesat tiada henti yang menuntut manusia untuk terus meng-up date dirinya dengan beragam inovasi teknologi terbaru.
Teknologi yang cukup terasa begitu pesat dalam perkembangannya pada saat ini adalah teknologi komputer maka tak pelak pada saat ini banyak sekolah – sekolah negeri maupun swasta berusaha untuk tetap dapat megikuti perkembangan teknologi yang satu ini. Karena teknologi komputer dirasakan cukup berdampak positif bagi perkembangan daya pembelajara para siswa, kini banyak sekolah atau lembaga pendidikan membuka dan mengembangkan berbagai macam pembelajaran mengenai komputer, dimulai dari pembelajaran pengoprasian komputer, pengetikan, penggunaan program-program design grafis hingga pengoprasian internet .
Melihat dampak dari perkembangan teknologi komputer yang begitu pesatnya, kini Al Ghozali pun tak ingin ketinggalan, saat ini Al Ghozali mengembangkan lagi kelas informasi komputer lebih berkembang dari pembelajaran komputer yang sudah ada di A l Ghozali sebelumnya.
Jika tahun – tahun yang lalu Al Ghozali hanya menyediakan Laboratorium komputer untuk pembelajaran tahap pengenalan komputer dasar bagi para siswa-siswinya yang duduk di kelas 1 SMP hingga kelas 3 SMA, kini Al Ghozali menyediakan fasilitas kelas teknologi komputer baru bagi para siswa dan siswinya yang duduk di kelas 3 SMP dan SMA yang ingin mengenal lebih jauh lagi mengenai teknologi komputer .
Dalam kelas teknologi komputer yang diluncurkan Al Ghozali ini, para siswa dididik untuk dapat memahami dan menguasai dari mulai mengetik 10 jari, pembelajaran program microsoft Office ( Word, Exel, Power Point, Publisher ), Perakitan komputer, penginstalan komputer, Design Grafis hingga pembelajaran pengolahan jaringan internet melalui sebuah Website, walaupun jaringan internet baru ada hanya sebatas pribadi bagi beberapa para guru Al Ghozali saja. Kendati demikian hal pembelajaran internet sangat penting bagi para siswa untuk kedepannya .
Pada kelas teknologi yang diluncurkan Al Ghozali ini dikategorikan sebagai kelas Ekstarkulikuler ( tambahan di luar jam kelas . red ) namun pada sistem pengajarannya seperti khursus atau Les khusus komputer tidak mengikuti kurikulum sekolah karena kelas teknologi komputer atau lebih dikenal disebut kelas IT ( Informasi Teknologi . red ) memiliki kurikulum tersendiri .
.

blog baru alghozali

hal menarik didapati anak- SUN NEWS

Jumat, 09 April 2010

profile Yayasan Pendidikan Alghozali


PONDOK PESANTREN MODERN AL-GHOZALI
PONDOK MODERN YANG BERMASYARAKAT

Pondok Pesantren Modern al-Ghozali berdiri di atas lahan seluas 2 ha 7000 m2 di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam al-Ghozali. Beralamatkan di jalan Permata No 19 Curug Gunugsindur Bogor, dan telah berdiri sejak 11 Januari 1982 telah disahkan akta notaries No 10 tahun 1982. Hingga kini, Pondok Pesantren al-Ghozali menyelenggarakan pendidikan formal mulai dari MI, SMP hingga SMA, dan telah meluluskan banyak santri yang datang dari berbagai penjuru daerah.
Pondok Pesantren ini pertama kali didirikan atas inisiatif KH. Ghozali, yang kemudian dijadikan nama Yayasan dan Pondok Pesantren. Kini, Yayasan Pendidikan al-Ghozali dipimpin oleh anaknya yang pertama H. Drs. Enday Jauhari Firdaus. Berawal dari sebuah masjid dan gedung 2 lantai yang sederhana, bahkan jauh dari kesan mapan. Atas usulan dari para kolega sesama alumni Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor angkatan 79 yang mengadakan pertemuan dengan H. Enday sebagai salah satu alumnus angkatan tersebut, serta ide program Pesantren Kilat yang diadakan oleh sejumlah Mahasiswa IAIN Ciputat yang sedang melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa Curug. Maka, H. Enday, yang sedang menjabat sebagai Kepala Desa Curug, berinisiatif untuk mengembangkan ide dan usulan ayahnya dan menyempurnakan ide-ide yang ada untuk membangun Pondok Pesantren setelah meresmikan yayasan yang menanunginnya.
Pondok ini didirikan dengan tujuan mencetak generasi penerus bangsa dengan pendidikan yang berkualitas bedasarkan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). “Sedari dulu pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang unggul dan menjadi pilihan terbaik, karena tidak hanya mengedepankan Transfer Knowledge. Di pondok pesantren, setiap santri diajarkan selama 24 jam hidup disiplin, mandiri dan taat pada ajaran agama. Di dunia ini banyak orang berilmu tapi sedikit dari mereka yang menjalankan nilai-nilai dan ajaran agama, sehingga tidak heran banyak terjadi kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang pintar itu. Pondok Pesantrenlah harapan terakhir bangsa ini untuk membentengi generasi muda sejak dini dengan nilai-nilai dan ajaran agama yang dipraktekkan selama 24 jam penuh”, ungkap H. Enday Jauhari.
Dengan misi, meningkatkan kualitas keilmuan kesiswaan berdasarkan keilmuan kepada Allah SWT, kemandirian, kreatif serta tanggap terhadap perubahan zaman dan mencetak siswa yang berbudi luhur Rasulullah SAW sebagai panutannya, Pondok Pesantren Modern al-Ghozali menerapkan pendidikan dengan kurikulum yang menggabungkan pendidikan nasional dan pesantren salaf. Para santri diajarkan pengetahuan umum sebagaimana siswa di sekolah umum, dan juga pelajaran kitab kuning sebagai landasan pengetahuan agama mereka, seperti Kitab Fiqih . Inilah yang membedakan Pondok Pesantren al-Ghozali dengan Pondok Pesantren lainnya. Santri lebih intelek dan tanggap terhadap perkembangan zaman dan tidak lagi identik dengan sarungan serta kolot.
Oleh karenanya, di Pondok Pesantren Modern al-Ghozali, bakat dan minat siswa juga diperhatikan dengan baik. Untuk menunjangnya, didirikan berbagai klub ekstra kulikuler, antara lain: Drum Band, Bela Diri, Komputer, Bola Basket, Sepak Bola, Volly, Tenis Meja, Kegiatan Bahasa, Shymponi islam, Teater, Seni Baca al-Qur’an, Marawis, dan Jurnalistik (diskusi dan Menulis). Semua kegiatan didukung secara maksimal dengan harapan dapat menjadi bekal kemampuan santri di masa yang akan datang.
Perlengkapan sarana dan prasarana juga tak luput dari perhatian pihak Pondok Pesantren. Dalam masa berkembangnya, Pondok menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran kegiatan minat bakat dan belajar santri, seperti: Sarana Olahraga, Kantin, Laboratorium, Asrama Putra/Putri, Taman baca, Ruang Belajar, Perpuskataan, Ruang Komputer, Wartel dan Ruang Keterampilan. Untuk memperoleh pengetahuan dan pengembangan bakat secara maksimal, para santri juga diasuh dan diajar oleh para Ustadz yang kompeten. Para Ustadz didatangkan dari alumni Pondok Modern Darussalam Gontor, Pondok Modern Daar el-Qolam, Pondok Modern al-Ghozali dan Sekolah Umum, serta lulusan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.
Kegiatan santri dari bangun tidur hingga tidur kembali dipenuhi dengan berbagai kegiatan. Dimulai dengan kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekstra kulikuler, pengajian kitab kuning dan muhadlarah (latihan pidato 3 bahasa: Arab, Inggis dan Indonesia). dalam kesehariannya, para santri diwajibkan berbahasa Arab dan Inggris sebagai penunjang keilmuan mereka di masa depan. Semua kegiatan ini diawasi langsung oleh para Asatidz (dewan guru) yang dibantu oleh pengurus Organisasi Pelajar Pondok Modern Al-ghozali (OPPMA) dan OSIS yang terdiri dari para santri tingkat akhir. Sebagai corong informasi wali santri, masyarakat dan pengetahuan santri akan perkembangan teknologi dan zaman, Pondok Pesantren menerbitkan Buletin bernama Sun News yang terbit setiap bulannya. Kegiatan Jurnalistik ini digawangi oleh tim jurnalis yang terdiri dari para santri dan sebagai bagian dari kegiatan intra Pondok.
Pondok Pesantren Modern al-Ghozali yang telah berdiri lebih dari 10 tahun, juga sarat akan prestasi yang ditorehkan tinta emas perjuangan para santrinya berkat bimbingan dan asuhan para Asatidz. Prestasi tersebut meliputi
• ikut serta dalam program pertukaran budaya yang diselenggarakan kedutaan perancis,
• Penghargaan dari departemen permusiuman, pariwisata dan kebudayaan atas keikut sertaan dalam Festival Teater tingkat SLTA se-JABODETABEK,
• Juara dalam tournament seni bela diri king fu Naga Mas se-JABODETABEK,
• Juara Lomba Parade Bedug tingkat Kabupaten Bogor,
• Mewakili Kecamatan Gunungsindur dalam acara gelar senja PRAMUKA tingkat Kabupaten Bogor
• Dan masih banyak lagi lainnya
Pondok Modern al-Ghozali juga sampai saat ini, telah meluluskan banyak santri mukim maupun non mukim yang berkiprah di masyarakat dengan beragam profesi. Ada yang jadi Ustadz, aktivis mahasiswa dan aktivis sosial.
Hingga saat ini, jumlah santri al-Ghozali sebanyak 500 orang, terdiri dari santri dan masyarakat sekitar yang non mukim. Inilah letak perbedaan lain yang ditawarkan Pondok Modern al-Ghozali. Selain mendidik siswa dengan mengikuti perkembangan zaman dan tidak melulu identik dengan ikon sarungan dan kolot, Pondok Pesantren juga membiasakan para santrinya untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Pondok Pesantren membuka diri dengan masyarakat sehingga kapanpun masyarakat bisa berinteraksi dengan para santri. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kekagetan mereka setelah lulus dari pondok untuk beradaptasi dan bersosialisasi dengan masyarakat di sekitarnya. Mereka adalah harapan dan pengabdi masyarakat, sehingga diharuskan cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, Pondok Pesantren melatihnya dengan terbiasa berbaur dengan masyarakat, dan melakukan berbagai aktifitas sosial bersama masyarakat, seperti menjaga kebersihan Pondok dan sekitarnya. Itulah ciri khas dan filosofi Pondok Modern al-Ghozali, Pondok Modern yang bermasyarakat.

Rabu, 07 April 2010

buletin bulanan siswa SUN NEWS al-ghozali

Kelompok PERS sekolah AL-GHOZALI yang selalu memaparkan berita kepada masyarakat sekitar sekolah SMU ISLAM AL-GHOZALI guna untuk membangun komunikasi dengan masyarakat sehingga para orang tua murid mengetahui akan perkembangan sekolah para peserta didik